Selasa, 29 April 2014

Pengertian Tanah & Lahan

      Tanah

      Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.

Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut : 

  1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
  2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut top soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.

Lahan
Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia (Christian dan Stewart, 1968).  Secara lebih rinci, istilah lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976). Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan (ii) komponen fungsional yang  sering disebut kualitas lahan.  Kualitas lahan ini pada hakekatnya merupakan  sekelompok  unsur-unsur lahan (complex attributes) yang menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan (FAO, 1976).

Proses Pembentukan dan Horison Tanah

Proses Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran atau pelapukan batuan induk. Proses pelapukan ini menghasilkan bahan induk yang disebut sedimentasi ( pelonggakan) bahan induk tanah.  Pembentukan tanah sendiri dimulai dari longgakan bahan induk tanah hingga membentuk profil tanah. 

Gaya Penghancuran Mekanik
Pemanasan pada siang hari dan menyebabkan permukaan batuan memanas dan mengembang, sedangkan pada malam hari, menyebabkan pendinginan pada batuan akibat adanya suhu yang rendah, saat terjadi hujan  batuan mengalami pengerutan  dan karena adanya  pemanasan dan pendinginan yang silih berganti  menyebabkan permukaan batuan retak-retak mengalami pelapukan. Dan hancurnya batuan karena pelapukan akan membentuk tanah baru.

Horison Tanah

Horison tanah terbentuk sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada lapisan bahan induk tanah sebagai akibat dari perpindahan material halus dan unsure basa dilapisan permukaan kelapisan bahan permukaan. Perkembangan tanah di awali dengan pelapukan batuan induk, kemudian terjadi pelapukan batuan induk  yang pecah-pecah dan tercerai-berai membentuk bahan induk tanah karena proses pelapukan yang terus berlanjut  menghasilkan zona lapuk yang makin dalam  dan menghasilkan material yang berukuran halus . Seiring dengan proses pelapukan yang semakin berlanjut , kemampuan menyimpan air pun meningkat  sehingga dapat mendukung kehidupan mahluk hidup . Bagian atas zona lapuk  yang tersusun oleh material halus  bercampur dengan pelapukan sisa organik  menghasilkan material yang berbeda dengan material bahan induk  yang disebut horison A. Berjalannya waktu diikuti  dengan proses pelapukan yang terus berlangsung hingga zona lapuk  semakin tebal, infiltrasi air dari lapisan tanah permukaan kelapisan tanah bawah permukaan memindahkan unsure basa tanah dan partikel berukuran halus pada lapisan tanah bawah permukaan. Lapisan tanah bawah yang kaya akan unsure basa tanah dan partikel berukuran halus hasil perpindahan dari lapisan tanah atas disebut sebagai horizon B. Intensitas pengaruh mahluk hidup dalam hal ini vegetasi semakin meningkat sehingga laju sedimentasi organik melebihi laju dekomposisi yang pada akhirnya membentuk horizon  O. Keterdapatan horizon O  membuat air perkolasi  menjadi lebih reaktif dan secara maksimal memindahkan hampir semua  basa pada lapisan tanah dibawah horizon A  dan membentuk horizon E.

Faktor Pembentukan Tanah


Pemahaman mengenai  geografi tanah diawali dengan kajian pembentukan tanah. Syarat utama terbentuknya tanah ada dua, yaitu tersedianya bahan asal (batuan induk) dan adanya factor-faktor yang mempengaruhi batuan induk(Jenny, 1941). Bahan induk tanah berbeda dengan batuan induk. Bahan induk tanah merupakan  bahan hasil  pelapikan batuan induk , karena bahan induk bersifat lepas-lepas sedangkan batuan induk  bersifat padu.


Jenny(1941)  memformulasikanfaktor pembentuk tanah kedalam sebuah formula yakni sebagai berikut :

S=f (C , O, P, R, T…)

S           = Tanah (Soil)

F           = Fungsi (functions)

C          =Iklim (Climate)

O          = Organisme (Organism)

P          =Bahan induk tanah (Soil parent Materials)

R          = Bentuk lahan (Relief)

T           = Waktu (Time)

….        = factor local yang tidak terdefinisikan secara spesifik



Menurut Jenny, factor bahan induk tanah sebagai bahan dasar terbentuknya tanah, dilanjutkan dengan iklim dan organisme sebagai factor pembentuk lahan yang aktif, serta relif dan waktu sebabai factor pembentuk tanah yang pasif. Sedangkan Dudal (2004) menyampaikan bahwa manusia sebagai factor pembentuk tanah yang keenam. Mari kita bahas satu-persatu taktor-faktor pembentukan tanah.


Bahan Induk Tanah

Tanah adalah hasil perkembangan lebih lanjut dari hasil pelapukan batuan yang disebut juga dengan bahan induk tanah. Pembentukan tanah terjadi setelah bahan induk terlonggok   pada suatu tempat. Batuan induk dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu: batuan beku batuan sedimen dan batuan metamorf. Ketiga batuan penyusun kerak bumi mempunyai sifat dasar yang khas  yang berpengaruh kuat pada resistensi batuan terhadap proses pelapukan.  Batuan beku dan batuan metamorf mempunyai resistensi yang lebih tinggi dibandingkan batuan metamorf.  Batuan  metamorf  dapat mempunyai resistensi yang tinggi apabila proses metamorphosis terjadi secara sempurna.

Iklim

Anasir iklim  yang penting dalam pembentukan tanah adalah curah hujan,suhu , dan  kelembapan udara. Dalam pembentukan tanah, factor iklim mempunyai pengaruh yang dominan. Maka sering diistilahkan tanah adalah hancuran iklim atau pelapukan (weathering). Terlonggaknya bahan induk tanah pada suatu lokasi adalah sebagai akibat dari bekerjanya iklim. Tahap awal bekerjanya iklim adalah berupa pelapukan secara fisik atau mekanik yang menghasilkan batuan induk yang keras dan padu menjadi  tercerai berai dalam ukuran yang relative halus.Proses berikutnya yang bekerja pada bahan induk tanah hingga menjadi  tanah tidak dapat terlepaskan dari pengaruh iklim (Boul et al.,1997).


Organisme
Organisme merupakan factor pembentuk tanah aktif bersama dengan iklim. Peranan organisme sangat luas  dalam pembentukan tanah,mulai dari penghancuran batuan melalui aksi akar tanaman tingkat tinggi hingga pembentukan hara oleh mikro organism tanah.  Akar tanaman akan melebarkan pori tanah sehingga aerasi tanah menjadi baik. Akar tanaman menyerap air dalam profil tanah sehingga tanah terjamin tidak berada dalam kondisi jenuh. Akar tanaman mengeluarkan senyawa-senyawa tertentu yang menyebabkan mineral primer yang ada dalam batuan induk menjadi mudah lapuk.

Relief
Analisir relif  yang penting dalam kaitanya dengan pembentukan tanah adalah sudut lereng dan tinggi tempat . Tinggi tempat mempengaruhi suhu udara , semakin tinggi suatu tempat maka akan mempunyai  suhu yang lebih tendah.
Posisi lereng pada suatu kawasan berpengaruh terhadap jumlah hujan dan jumlah air yang diterima. Wilayah yang terletak didasar cekungan mungkin saja mempunyai curah hujan yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya yang mempunyai elevasi yang lebih tinggi. Namun demikian , wilayah cekungan mempunyai ketersediaan air , khususnya air tanah  yang lebih tinggi dibandingkan  dengan wilayah sekitarnya. Dua wilayah dengan sudut lereng dan tinggi tempat yang kurang lebih sama dapat mempunyai kondisi curah hujan , suhu, dan kelembapan udara yang jauh berbeda jika posisi terhadap arah angin pembawa uap air berlawanan.

Waktu
Semua proses yang terjadi dipermukaan bumi membutuhkan waktu untuk menghasilkan tingkatan  pengaruh yang kasatmata.  Pada prinsipnya , semakin panjang kurun waktu perkembangan tanah berlangsung maka  tanah akan  unsurhara karena  sebagian hara telah terlindi; tanah semakin pucat karena  hanya tertinggal unsure resisten berupa mineral alumino silikat.
semakin tebal ; tanah yang terbentuk akan semakin miskin

Manusia
Berbagai aktifitas manusia dapat menyebabkan  perubahan-perubahan di dalam tubuh tanah . Perubahan-perubahan dalam arah perkembangan tanah sebagai akibat dari aktivitas manusia  memanfaatkan lahan lahan sangat berfariasi  tergantung dari bentuk aktivitas dan intensitasnya.  Aktivitas penambangan bijih mineral secara terbuka jelas-jelas  menyingkirkan tanah penutup permukaan  dan menguak batuan dasar sehingga perkembangan tanah mulai dari titik awal kembali.